- Sistem Penghitungan dan Volume Obat
1. Sistem metrik
Sistem desimal berdasar kelipatan 10. Unit dasar dari pengukuran adalah gram (g, gm, G, Gm) untuk berat; liter (l,L) untuk volume; dan meter (m, M) untuk pengukuran linera atau panjang.
Unit metrik yang paling sering dipakai dalam penulisan obat adalah:
1 g = 1000 mg
1 L = 1000 mL
1 mg= 1000 µ (mkg)
Untuk dapat mengkonversi suatu jumlah, satu dari nilai-nilai harus diketahui, seperti gram atau miligram, liter atau mililiter, dan miligram atau mikrogram. Gram, liter, dan meter adalah unit yang lebih besar; miligram, mililiter, dan milimeter adalah unit yang lebih kecil.
2. Sitem farmasi
Menggunakan angka romawi dan tidak memakai angka arab untuk menyatakan jumlah, dan angka romawi diletakkan setelah simbol singkatan untuk unit pengukuran. Angka romawi dituliska dengan huruf kecil, contohnya grx berarti 10 grains. dalam sistem farmasi, unit berat adalah grain (gr) dan unit volume cairan adalah ounce (fluidounce), dram (fluidram) dan minim(min).
Menggunakan angka romawi dan tidak memakai angka arab untuk menyatakan jumlah, dan angka romawi diletakkan setelah simbol singkatan untuk unit pengukuran. Angka romawi dituliska dengan huruf kecil, contohnya grx berarti 10 grains. dalam sistem farmasi, unit berat adalah grain (gr) dan unit volume cairan adalah ounce (fluidounce), dram (fluidram) dan minim(min).
3. Sistem rumah tanggah
Pengukuran tidak setepat sistem metrik atau farmasi, pengukuran bersifat kira-kira. Satu sendok the (t) dianggap ekuivalen dengan 5 mL menurut USP resmi. Ingat bahwa mililiter (mL) adalah sama dengan cc (centimeter cubik). 3 sendok the setara dengan 1 sendok makan.
Pengukuran tidak setepat sistem metrik atau farmasi, pengukuran bersifat kira-kira. Satu sendok the (t) dianggap ekuivalen dengan 5 mL menurut USP resmi. Ingat bahwa mililiter (mL) adalah sama dengan cc (centimeter cubik). 3 sendok the setara dengan 1 sendok makan.
B. Penghitungan Larutan
Suatu massa zat padat yang larut dalam suatu volume cairan lain yang diketahui (g/mL, g/L, mg/mL). Larutan 10% = 10 g zat padat yang dilarutkan dalam 100 mL larutan. Larutan 1 : 1000 = larutan yang mengandung 1 g zat padat dlm 1000 mL cairan / 1 ml cairan dalam 1000 mL cairan lain.
Suatu massa zat padat yang larut dalam suatu volume cairan lain yang diketahui (g/mL, g/L, mg/mL). Larutan 10% = 10 g zat padat yang dilarutkan dalam 100 mL larutan. Larutan 1 : 1000 = larutan yang mengandung 1 g zat padat dlm 1000 mL cairan / 1 ml cairan dalam 1000 mL cairan lain.
C. Penghitungan Dosis Anak
Pemberian dosis obat pada anak memerlukan suatu pertimbangan yang seksama terhadap perbedaan antara anak dan orang dewasa sehubungan dengan farmakokinetika dan farmakologi obat. Seorang anak selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dan dalam proses ini selalu akan terjadi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Selama masih dalam proses tumbuh dan kembang, fungsi organ dan keadaan seorang anak juga berkembang.Perbedaan komposisi tubuh dan kesempurnaan pertumbuhan hati dan fungsi ginjal merupakan sumber perbedaan yang potensial dalam farmakokinetika yang berhubungan dengan umur. Masalah pemakaian obat pada anak meliputi penentuan jenis obat, dosis, frekuensi, lama dan cara pemberian. Adapun berbagai pertimbangan pemakaian obat pada anak, yaitu:
Pemberian dosis obat pada anak memerlukan suatu pertimbangan yang seksama terhadap perbedaan antara anak dan orang dewasa sehubungan dengan farmakokinetika dan farmakologi obat. Seorang anak selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dan dalam proses ini selalu akan terjadi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Selama masih dalam proses tumbuh dan kembang, fungsi organ dan keadaan seorang anak juga berkembang.Perbedaan komposisi tubuh dan kesempurnaan pertumbuhan hati dan fungsi ginjal merupakan sumber perbedaan yang potensial dalam farmakokinetika yang berhubungan dengan umur. Masalah pemakaian obat pada anak meliputi penentuan jenis obat, dosis, frekuensi, lama dan cara pemberian. Adapun berbagai pertimbangan pemakaian obat pada anak, yaitu:
1. Factor farmakokinetik : ADME
2. Pertimbangan dosis terapetik dan toksik, apakah obat termasuk lingkup terapi lebar atau sempit
3. Perhitungan dosis
4. Segi praktis pemakaian obat : cara pemberian, kebiasaan, ketaatan.
5. Pertimbangan Farmakokinetika
2. Pertimbangan dosis terapetik dan toksik, apakah obat termasuk lingkup terapi lebar atau sempit
3. Perhitungan dosis
4. Segi praktis pemakaian obat : cara pemberian, kebiasaan, ketaatan.
5. Pertimbangan Farmakokinetika
Penentuan dosis pada anak harus selalu individual. Dosis mengacu pada buku standar pediatri atau pedoman terapi, selain itu dapat juga melihat acuan pada kemasan yang ada pada obat tersebut. Jika tidak ditemukan informasi dosisnya, dapat dilakukan perhitungan dosis berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
Penentuan dosis pada anak harus selalu individual. Dosis mengacu pada buku standar pediatri atau pedoman terapi, selain itu dapat juga melihat acuan pada kemasan yang ada pada obat tersebut. Jika tidak ditemukan informasi dosisnya, dapat dilakukan perhitungan dosis berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
Penentuan dosis pada anak harus selalu individual. Dosis mengacu pada buku standar pediatri atau pedoman terapi, selain itu dapat juga melihat acuan pada kemasan yang ada pada obat tersebut. Jika tidak ditemukan informasi dosisnya, dapat dilakukan perhitungan dosis berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
a. Berdasarkan umur (formula young)
Dosis anak = dosis dewasa x (umur(tahun)/umur+12 tahun)
Karena proses tumbuh kembang anak itu tidak sama pada anak-anak dalam kelompok umur yang sama, maka ketepatan dosis atas dasar umur juga diragukan.
b. Berdasarkan berat badan (formula Clark)
Dosis anak = dosis dewasa x (berat badan(kg)/ 70 kg)
c. Berdasarkan luas permukaan tubuh
Dosis anak = dosis dewasa x (luas permukaan tubuh(m2)/1,73)
Pada saat ini dianggap yang paling tepat karena ketimpangan antara dosis anak dan dosis dewasa lebih kecil..
d. Perhitungan dosis menurut formula Pincus Catzell
persentase dari dosis dewasa, yaitu :
Ø bayi baru lahir 12%
Ø 1-12 bulan 15-25 %
Ø 1-5 tahun 25-40 %
Ø 5-12 tahun 50-75%
cara ini sangat praktis, tetapi kelemahannya sama seperti pada yang berdasarkan umur.
d. Perhitungan dosis menurut formula Pincus Catzell
persentase dari dosis dewasa, yaitu :
Ø bayi baru lahir 12%
Ø 1-12 bulan 15-25 %
Ø 1-5 tahun 25-40 %
Ø 5-12 tahun 50-75%
cara ini sangat praktis, tetapi kelemahannya sama seperti pada yang berdasarkan umur.
Untuk pemilihan obat pada anak perlu diperhatikan dalam
a. Hindari pemberian anak obat-obatan yang diperuntukkan bagi orang dewasa meskipun dengan dosis kecil
b. Hindari pemberian obat dari resep dokter yang diberikan pada orang lain dan buka atas nama anak
c. Memberikan obat khusus yang ditujukan hanya untuk anak dengan kondisi yan g khusus pula
d. Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi penjelasan pen tingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam resep meskipun anak tampak sembuh.
Dalam pembarian obat pada anak , sedian obat yang banyak disedian untuk anak dibuat dalam bentuk elitsir atau suspensi. Jika obat yang tersedia untuk anak dalam bentuk tablet sebaikya dihaluskan atau digerus terbi dahulu karena tablet yang dikunyah akan membuat anak tersedak, obat tertelan dan membuat tenggorokannya tersumbat. Jika obat diberikan melalui injeksi sebaiknya dilakukan di paha depan atau lengan atas jangan di pantat karena pada anak otot gluteusnya masih kecil dan di pantat terdapat syaraf yang menginervasi ekstermitas bawah yang dapat terjhadi kelumpuhan jka terjadi salah suntik. Sedangkan unuk waktu pemberian obat pada anak disesuaikan dengan dosis yang dintruksikan dokter. Orang tua anak juga harus diberitahu apakah harus membangunkan anak atau tidak untuk dosis setiap 6 jam pagi, siang dan malam. Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi penjelasan pentingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam resep meskipun anak tampak sembuh.
a. Hindari pemberian anak obat-obatan yang diperuntukkan bagi orang dewasa meskipun dengan dosis kecil
b. Hindari pemberian obat dari resep dokter yang diberikan pada orang lain dan buka atas nama anak
c. Memberikan obat khusus yang ditujukan hanya untuk anak dengan kondisi yan g khusus pula
d. Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi penjelasan pen tingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam resep meskipun anak tampak sembuh.
Dalam pembarian obat pada anak , sedian obat yang banyak disedian untuk anak dibuat dalam bentuk elitsir atau suspensi. Jika obat yang tersedia untuk anak dalam bentuk tablet sebaikya dihaluskan atau digerus terbi dahulu karena tablet yang dikunyah akan membuat anak tersedak, obat tertelan dan membuat tenggorokannya tersumbat. Jika obat diberikan melalui injeksi sebaiknya dilakukan di paha depan atau lengan atas jangan di pantat karena pada anak otot gluteusnya masih kecil dan di pantat terdapat syaraf yang menginervasi ekstermitas bawah yang dapat terjhadi kelumpuhan jka terjadi salah suntik. Sedangkan unuk waktu pemberian obat pada anak disesuaikan dengan dosis yang dintruksikan dokter. Orang tua anak juga harus diberitahu apakah harus membangunkan anak atau tidak untuk dosis setiap 6 jam pagi, siang dan malam. Untuk pemberian antibiotik pada anak harus tepat dosis dan durasinya. Orang tua diberi penjelasan pentingnya melanjutkan pengobatan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam resep meskipun anak tampak sembuh.
Setelah selesai pemberian obat perawat harus mengevaluasi terapi obat yang telah diberikan yang meliputi:
a. Memantau kondisi umum dan tanda-tanda vital anak setelah selesai pemberian obat
b. Perawat harus memantau secara ketat trhadap efek samping obat-obatan pada anak karena fungsi ginjal dan hati yang belum matang
c. Lebih memperhatikan obat-obat yang proses m etabolismen ya denagn oksidasi dan hidrolisa karena waktu paruh penek sehingga cepat dimetabolisme dibandingkan dengan orang dewasa seperti barbital, fenitoin dan teofilin
d. Untuk anak-anak dengan pen yakit kronis, farmasetika, farmakokinetik dan farmakodinamik harus dipantau dan memperhatikan tumb uh kembang anak.
a. Memantau kondisi umum dan tanda-tanda vital anak setelah selesai pemberian obat
b. Perawat harus memantau secara ketat trhadap efek samping obat-obatan pada anak karena fungsi ginjal dan hati yang belum matang
c. Lebih memperhatikan obat-obat yang proses m etabolismen ya denagn oksidasi dan hidrolisa karena waktu paruh penek sehingga cepat dimetabolisme dibandingkan dengan orang dewasa seperti barbital, fenitoin dan teofilin
d. Untuk anak-anak dengan pen yakit kronis, farmasetika, farmakokinetik dan farmakodinamik harus dipantau dan memperhatikan tumb uh kembang anak.
D. Macam-Macam Dosis
a. Dosis Terapi : dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan si sakit
b. Dosis Maksimum : dosis yang terbesar yangdapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
c. Dosis Toxic : obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan.
d. Dosis Lethal : Dosis toksik yang sampai mengakibatkan kematian (Joenoes, 2004).
e. Inithial Dose atau Loading dose: Dosis obat untuk memulai terapi sehingga dapat mencapai konsentrasi terapeutik dalam tubuh yang Menghasilkan efek klinis.
f. Loading dose : dosis tinggi ketika obat diberikan pada awal terapi pengobatan sebelum dilanjutkan ke terapi dosis yang lebih rendah
g. Maintenance Dose : Dosis untuk memelihara dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan dosis regimen.
a. Dosis Terapi : dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan si sakit
b. Dosis Maksimum : dosis yang terbesar yangdapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
c. Dosis Toxic : obat yang tergolong racun ada kemungkinan terjadi keracunan.
d. Dosis Lethal : Dosis toksik yang sampai mengakibatkan kematian (Joenoes, 2004).
e. Inithial Dose atau Loading dose: Dosis obat untuk memulai terapi sehingga dapat mencapai konsentrasi terapeutik dalam tubuh yang Menghasilkan efek klinis.
f. Loading dose : dosis tinggi ketika obat diberikan pada awal terapi pengobatan sebelum dilanjutkan ke terapi dosis yang lebih rendah
g. Maintenance Dose : Dosis untuk memelihara dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan dosis regimen.
Tiga sistem pengukuran (metrik, frasi,, & rumah tangga) dipakai dalam pengukuran obat-batan dan larutan. Sistem metrik merupakan sistem pengukuran yang di terima di seluruh duni. Sistem metrik adalah sistem desimal berdasarkan kelipatan 10. Unit dasar dari pengukuran adalah gram untuk berat, liter untuk olume, meter untuk pengukuran panjang. Kilo adalah awalan yang dipakai untuk unit yang lebih besar (contoh : kilometer ) nano adalah awalan untuk unit yang lebih kecil ( contoh miligram ).
Konversi dalam sistem metrik
Daftar Pustaka
Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Joonoes, Nanizar Zaman. Ars Prescribendi Resep Yang Rasional. Surabaya: Airlangga University Press
Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Joonoes, Nanizar Zaman. Ars Prescribendi Resep Yang Rasional. Surabaya: Airlangga University Press
terima kasih banyak,saya suka
BalasHapus