Senin, 02 Januari 2012

DIARE

PATOLOGI
DIARE

1_654387073l
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II 1A
CHYNTIA ANESIA
DEWA GEDE KARTIKA.D
DESTYNA YUDHIT
DINA LESTARI HANDAYANI
EKA RACHMAD HIDAYAT
ENDAHENING.L
HARRY PRAYUDA

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT
AKADEMI KEPERAWATAN
JAKARTA
2011
DIARE
1.PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), Kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya 200 gram atau 200ml/24jam. Buang air besar  tersebut dapat disertai lendir dan darah. Kereteria frekuensinya lebih dari 3 kali sehari.
Menurut WHO diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari 3 kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa  jam atau hari.
Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari namun tidak terus menerus dan dapat disertai penyakit lain. Diare persisten merupakan istilah yang dipakai di luar negeri yang menyatakan diare yang berlangsung 15-30 hari dan berlangsung terus menerus.

2.ETIOLOGI
Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit virus) malabsorbsi, alergi.
FAKTOR INFEKSI
Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyabab utama diare pada anak, ini meliputin infeksi bakteri (E. coli, salmonella, vibrio cholera), virus( enterovirus, adenovirus, rotavirus), parasit (cacing dan protozoa). infeksi parenteral  yaitu infeksi yang  berasal dari bagian tubuh yang lain di luar alat pencernaan, seperti otitis media akut (OMA), Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dibawa umur 2 tahun.
FAKTOR MALABSOPSI                            
Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorpsi karbohidrat, pada bayi dan anak karena intoleransi laktosa, malabsorpsi lemak dan protein.
FAKTOR ELERGI MAKANAN
Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan. Penularan melalui kontak dengan tinja  yang terinfeksi secara langsung seperti:
·         Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi.
·         Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.
·         Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.

1
TANDA DAN GEJALA
Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisa, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Karena sering defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama  menjadi asam akibat banyaknya asam laktat, yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diafsorpsi oleh usus.
Gejala muntah terjadi sebelum atau sesudah diare.  Bila penderita  telah banyak kehilangan air dan elektrolik terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi ubun-ubun cekung, tonus dan turgor kulit berkurang selaput lender mulut dan bibir terlihat kering.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
·         Pemeriks Pemeriksaan tinja
- Makroskopis dan mikroskopis
- PH dan kadar gula dalam tinja
- Kultur dan uji resistensi
·         Pemeriksaan keseimbangan asam
-          basa ® AGD
*Urinalisis : Bj, endapan
·         Pemeriksaan kadar ureum
-          kreatinin® faal ginjal
·         Pemeriksaan keseimbangan cairan &
                  -   elektrolit ® Hb-Ht, Na, K, Ca dan F
*        - EKG ® menilai deplesi elektrolit
         (biasanya kalium.

2
PENATAPELAKSAAN MEDIS
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan tindakan pertama dalam mengatasi penderita diare. Hal sederhana seperti meminum banyak air putih atau oral rehidration solution (ORS) seperti  oralit harus cepat dilakukan. Kesalahan yang sering terjadi adalah pemberian ORS baru di lakukan setelah gejala dehidrasi nampak.
Pada penderita diare yang di sertain muntah, pemberian larutan elektrolit secara intravena, yang merupakan pilihan utama untuk mengganti cairan tubuh atau dengan kata lain perlu diinfus.
Diare karena virus biasanya tidak memerlukan pengobat selain ORS. Apabilah kondisi setabil, maka pasien dapat sembuh sebab infeksi virus penyebab diare dapat diatasi sendiri oleh tubuh .
Oleh karena itu penyebab diare terbanyak adalah virus yang tidak memerlukan antibiotik. Maka pengenalan gejala dan pemerikasaan laboratorius perlu di lakukan untuk menentukan penyebab pasti.
Tatalaksana penderita diare dirumah:
Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur,larutan gula garam,oralit)
Meneruskan pemberian makanan lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra s
etelah diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam tiga hari tidak membaik atau:


·         buang air besar makin sering dan banyak sekali.
·         muntah terus menerus.
·         rasa haus yang nyata.
·         tidak dapat minum atau makan.
·         demam tinggi.
·         terdapat darah pada tinja.

CARA PENULARAN DIARE
-         Jalur penularan diare melalui mulut dan anus dengan perantaraan lingkungan dan perilaku yang tidak sehat.
-          Tinja penderita atau orang sehat yang mengandung kuman bila mengeluarkan tinja akan mencemari lingkungan terutama air.
-         Melalui makanan, alat dapur, dll, yang dicemari kuman/penyebab lain akan masuk ke mulut, kemudian terjadi diare.

3

 PENCEGAHAN DIARE
·         Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang.
·         Menjaga kebersihan dengan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan menjaga kebersihan makanan yang kita makan.
·         Menggunakan jamban yang benar.
·         Imunisasi campak.

FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE                                              
1.       Umur.
Kebanyakan episode diare terjadi pada dua tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi pada golongan umur 6-11 bulan, pada masa diberikan makanan pendamping. Hal ini karena belum terbentuknya kekebalan alami dari anak pada umur di bawah 24 bulan.
2.       Jenis kelamin.
Resiko kesakitan diare pada golongan perempuan lebih rendah daripada laki-laki karena aktivitas anak laki-laki dengan lingkungan lebih tinggi.
3.       Musim
Variasi pola musim di daerah tropik memperlihatkan bahwa diare terjadi sepanjang tahun, frekuensinya meningkat pada peralihan musim kemarau ke musim penghujan.
4.       Status gizi.
Status gizi berpengaruh sekali pada diare. Pada anak yang kurang gizi karena pemberian makanan yang kurang, episode diare akut lebih berat, berakhir lebih lama dan lebih sering. Kemungkinan terjadinya diare persisten juga lebih sering dan disentri lebih berat. Resiko meninggal akibat diare persisten atau disentri sangat meningkat bila anak sudah kurang gizi.
5.       Lingkungan .
Di daerah kumuh yang padat penduduk, kurang air bersih dengan sanitasi yang jelek penyakit mudah menular. Pada beberapa tempat shigellosis yaitu salah satu penyebab diare merupakan penyakit endemik, infeksi berlangsung sepanjang tahun, terutama pada bayi dan anak-anak yang berumur antara 6 bulan sampai 3 tahun.



4
6.       Status sosial ekonomi.
Status sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi status gizi anggota keluarga. Hal ini nampak dari ketidakmampuan ekonomi keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga khususnya pada anak balita sehingga mereka cenderung memiliki status gizi kurang bahkan status gizi buruk yang memudahkan balita tersebut terkena diare. Mereka yang berstatus ekonomi rendah biasanya tinggal di daerah yang tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga memudahkan seseorang untuk terkena diare.

PATOFISIOLOGI DIARE
Istilah diare digunakan jika feses keHilangan konsitensi yang pada hal ini biasanya berhubungan dengan peneningkatan beratnya (pada laki-laki>235g/hari dan perempuan>175g/hari) diare dapat  memilikin banyak penyebab.
Diare osmotic terjadi akibat asupan sejumlah makanan yang sukar diserap dalam keadaan normal atau pada malabsorbsi. Termasuk dalam kelompok pertama adalah sorbito(ada dalam obat bebas gula dan permen serta buah-buahan tertentu), fruktosa (jeruk, lemon, berbagai buah, madu), garam magnesium (antarsida, laktasif) serta anion yang sukar diserap seperti sulfat, fulfat atau sitrat. Aktifitas osmotic dari karbohidrat yang tidak di serap juga menyebabkan sekresi air.
 Akan tetapi, bakteri di dalam usus besar dapat memetabolisme karbohidrat yang tidak di serap hingga sekitar 80g/hari menjadi asam organic yang berguna untuk menghasilkan energi, yang bersama-sama dengan air akan diserap didalam kolon. Hanya gas yang dihasilkan dalam jumlah besar yang akan memberikan bukti terjadinya malabsorbsi karbohidrat. Jika jumlah yang tidak di serap >80 g/hari atau bakteri usus dihancurkan oleh antibiotic, akan terjadi diare.
Diare sekretorik terjadi jika sekresi Cl di mukosa usus halus diaktifkan. Di dalam sel mukosa , Cl secara sekunder aktif diperkaya oleh pembawa simport Na-K-2Cl basolateral dan disekeresi melalui kanal Cl di dalam lumen.
Kanal ini akan lebih sering membuka ketika konsentrasi cAMP intrasel meningkat.
 cAMP dibentuk dalam jumlah yang lebih besar jika terdapat misal laktasif dan toksin bakteri tertentu (kolera). Toksin kolera menyebabkan diare massif (hingga 1000mL/jan) yang dapat secara cepat mengancam nyawa akibat kehilangan air, K dan HCO3.
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
a) Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

5
b) Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

c) Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare akut yaitu masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah melewati rintangan asam lambung. Jasad renik itu berkembang biak di dalam usus halus. Kemudian jasad renik mengeluarkan toksin. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Patogenesis diare kronik lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.
Sebagai akibat diare akut maupun kronis akan terjadi kehilangan air dan elektronik (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemi, dan sebagainya), gangguan gizi akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah), hipoglikemia, gangguan sirkulasi darah.











6
DAFTAR PUSTAKA
Htpp://astaqauliyah .com /2010/06/artikel-kedokteran-patofisiologi-gejala-klinik-dan-penatalaksanaan-diare/.

1 komentar:

saran kritik dan pertanyaan, silahkan komentar dengan sopan :)