Minggu, 22 Januari 2012

Analisa Gas Darah

BAB I
 PENDAHULUAN

A.PENGERTIAN

                 Penentuan analisa gas darah (AGD) secara difinitif lingkup pertukaran gas pulmonalis,pengukuran langsung nilai contoh darah arteri.Analisa gas darah (AGD) memungkinkan untuk pengukuran pH,oksigenasi,kadar CO2,kadar Bikarbonat,Saturasi O2 dan kelebihan atau kekurangan basa.Analisa Gas darah (AGD)di indikasikan untuk mengkaji sifat,rangkaian, berat gangguan metabolik dan pernapasan,keseimbangan asam basa,terapi oksigen,serta untuk mendapatkan contoh darah arteri untuk analisa laboratorium terutama untuk analisa gas darah.

1.Pengukuran Ph darah.
                 pH adalah lagoritma negatif  dari konsentrasi ion hidrogen  
juga keasaman dan kebasaan dari darah,pH normal 7.35-7,45.Pada akumulasi ion hidrogen.pH turun menyebabkan asidemia (status asam pada darah ).penurunan ion hidrogen menyebabkan peningkatan pH dan kebasaan (status alkalis darah ).
 

Ion hidrogen        ; Ph                                     Status asam pada darah
Ion hidrogen        ; pH                                    Status basa pada darah

2.Pengukurn PO2

Oksigen yang terkait denga hemoglobin tidak mempunyai tekanan,tetapi oksigen yang terlarut dalam plasma membuat tekanan atau desakan yang dapat di ukur dan di ketahui sebagai PO2. Kurva disosiasi oksihemoglobin berarti hubungan antara tekanan dengan oksigen terlarut & jumlah oksigen yang di bawa oleh hemoglobin.
PO2 adalah ukuran,tekanan atau desakan yang dimiliki oleh oksigen terlarut dan badwa PO2 bukan ukuran jumlah oksigen dalam darah.
3.Saturasi oksigen hemoglobin

Tiap gram hemoglobin dapat membawa max-1,34 ml oksigen.Presentase saturasi hemoglobin di artikan sebagai jumlah oksigen yang dibawa hemoglobin dibandingkan dengan jumlah oksigen yang dapat di bawa oleh hemoglobin ditunjukan sebagai persentase:

Persen saturasi O2 Hb   = Jumlah OHb yang di bawa          x 100
                                         Jumlah O2  yang dapat di bawa

Saturasi oksigen normal dalam hemoglobin darah ateri 93% (misal,hemoglobin membawa 93% jumlah total oksigen yang dapat di bawa),93% dari 20,1 ml
Sama dengan 18,7 ml oksigen dibawa oleh hemoglobin,Faktor utama yang menentukan seberapa banyak oksigen yang di bawa hemoglobin adalah PO2 terhadap mana hemoglobin terpajan.Pada PO2 tinggi hemoglobin membawa lebih banyak oksigen; Pada PO2 rendah,hemoglobin membawa sedikit oksigen.

PO2                 Hemoglobin                    O2
                          Membawa

PO2                     Hemoglobin                         O2
                          Membawa

4. Pengukuran bikarbonat & kelebihan basa

Kelebihan basa secara prinsip berarti bikarbonat tetapi juga untuk basa lain dalam darah.Bikarbonat dan kelebihan basa dipengaruhi hanya oleh penyebab non-pernapasan.Normalnya HCO3 adalah 22-26 mEg / L dan kelebihan basa -2 sampai +2.
Bila proses non pernapasan menimbulkan akumulasi asam dalam tubuh atau kehilangan bikarbonat,nilai bikarbonat menurun dibawah rentang normal,dan nilai kelebihan basa menjadi negatif.Namun bila proses non-pernapasan menyebabkan kehilangan atau akumulasi kelebihan gikarbonat.Nilai giksrbonat meningkat di atas normal dan nilai kelebihan basa menjadi positif.
                                 


                                                          Proses non- pernapasan
 



                                                                                                         Kehilangan asam atau  Akumulasi asam atau                                                                      akumulasi kelebihan                                                                             
 Kehilangan bikarbonat                                                                    bikarbonat




-Nilai bikarbonat                                                                            -Nilai bikarbonat                                                                                 
-Nilai kelebihan basa (-)                                                          -Nilai kelebihan basa ( + )


Nila Normal Nalisa Gas Darah
Ph
PO2
Saturasi O2
PCO2
HCO3
BE (Kelebihan Basa)
7,35 - 7,45
80 - 100 mmHg
>92%
35 - 45 mmHg
22 – 26 nEg/L
-2 sampai +2

 




5. Vena-Vena Pengambilan Darah Ateri

Pengambilan darah ateri dapat di ambil melalui deberapa ateri di antaranya ateri radialis (Pada pergelangan tanggan), Ateri grakhialis  ( pada daerah siku ), Ateri femoralis     (pada daedah paha), Dan dorsalis pedis ( pada daerah kaki ).
6. Indikasi
Pemeriksaan darah ateri ini umumnya dilakukan pada pasien penyakit paru obstruksi menahun, Sindrom Guillain- Barre, Diabetik Ketoasidosis, Diare hebat, Gagal ginjal, Luka baker, Infark miokard akut, Hipertiroid, Emboli paru & Hipokalemia.


B. Gangguan – gangguan Pada Pemeriksaan Analisa Gas Darah.

1.  Pengukuran pH hanya satu satunya cara untuk memberitahukan bila tubuh terasa asam atau alakali.
Asidema : Kondisi asam darah ( pH , 7,35 )
Alkolemia : Kondisi alkali darah ( pH > 7,45 )
Asidosis : Proses penyebab asidemia
Alkalosis : Proses penyebab alkolemia
  • Bila pH < 7,35 maka terjadi asidema & gila > 7,45 maka terjadi alkalimia
  • Asidenia derarti dimana keadaan darah terlalu asam
Asidosis             proses pada pasien yang menyebabkan asidemia     
                                       Asidotik
      *   Akalosis              Proses pada pasien yang yang menyebabkan alkalaemia
                                      Alkalotik
pH < 7,35             Asidosis lebih kuat
Ph  > 7,45             Alkalosis lebih kuat
Ph  Antara 7,35-7,45             Asidosis dan alkalosis sama kuat.


2. Asidosis Resviratori
Meningkatnya PCO2 Berhubungan dengan menurunya Co2 ( Hipopentilasi )
Dapat terjadi pada paru mormal jika pusat pernapasan ditekan
-          Tanda dan gejala : Sakit kepala, Meningkatnya Frekuensi Jantung, Latergi,Hipertensi, Mengantuk,Berkeringat, Koma dll.
3. Alkalosis Resviratori
Menurunya PCO2 Bearhubungan dengan meningkatnya CO2 ( Hiperventilasi )
-          Tanda dan Gejala : Pusing ,kejang ,keram otot Kesemutan dll.
  1. Peningkatan anion taknspesipik berhubungan dengan akumulasi fospst,sulfat dan peningkatan keratin pada gagal ginjal
Tanda 4.  Asidosi Metebolik
            Menurunnya HCO3 dan Menurunya BE
Ini disebabkan ada peningkatan anion tak spesipik dan tidak adanya peningkatan anion spesipik.
  1. peningkatan anion tak speripik berhubungan dengan peningkatan klorida serum.
  2. Tanda dan gejala :
-Pernapasan tussmaul
-Hipotensi
-Letargi
-Mual dan Muntah
5. Alkalosis metabolik
Peningkatan HCO3 dan Peningkatan BE
A. Penyebabnya adalah
- Kehilangan cairan asam dari saluran gtrointernal.
- Koreksi cepat terhadap hiperkapnia kronik
- Terapi divretik merkuri
-  Penyakit Cushing’s
-  Terlalu banyak makan gula-gula
-  Sindrom Bartter’s

BAB II
PEMBAHASAN

A.                   PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH ATERI
   1.Alat-Alat

a.  Baki, Pengalas & penutup
b. Spuit 5ml atau 10 ml
c. Botol heparin 10 ml , 1000 unit/ml
d. Jarum nomoR 22 (1 inci untuk radialis atau grakhialis & 2 inci untuk femoralis)
e. Penutup udara dari karet
f. Wadah berisi es
g. Kapas alcohol pada tempatna
h. Bantalan kasa
i. Sarung tangan steril
j. Label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi
   a. Nama,Tanggal pengambilan
   b. Suhu


2. Teknik

a.  Atur peralatan & dekat kan pada pasien
b.  Tutup screm
c.  Identipikasi pasien, yakinkan , dan jelaskan prosedur yang akan di lakukan
d.  Cuci tangan
e.  Tentukan ateri yang akan di ambil darahnya
f.  Pasang bantalan kasa pada pergelangan tangan
g   pasang sarung tangan steril
h.  Bila menggunakan pendekan dengan ateri radialis di lakukan tes allen’s
    a.  Tes aAllen’s dilakukan untuk mengkaji adanya sirkulasi kolateral
Contohnya :
Merah Bendung terus menerus ateri radialis dan ulnalis,tangan akan               putih kemudian pucat, lepaskan arilan ateri ulnalis.Tet allen’s Positif (+) bila tangan kaembali muda.
i.  Hiperektensikan pergelangan tangan dan tangan dirotasikan keluar di atas           bantalan kasa.
j.  Pasang japum 1 inci no.22 pada spuit 5 ml atau 10 ml
   k.  Ambil kira-kira 1 ml heparin 1000 unit/ml dan aspirasikan kedalam spuit  sehingga seluruh bagian spuit di basahi heparin kemudian kelebihan heparin di buang melalui jarum ,dilakukan perlahan, sehingga hanya meninggalkan jarum jang penuh terisi heparin, dan tanpa gelembung udara.
l.  Lokalisasikan ateri radialis dengan palpasi menggunakan jari tengah & jari telunjuk pada satu titik setinggi prosesus stiloideus radii.
m.  Bersihkan daerah pengambilan drah ateri dengan kapas alcohol.
n.  Ambil spuit yang telah dibasahi heparin & pegang pada tangan dominant seperti memegang pensil.
o.  Turunkan jarum secara perlahan kurang lebih 1 cm kedalam area yang mempunyai pulsasi penuh ( sebelah distal dari jari-jari dimana terdapat palpasi ateri radialis) ini akan memudah kan memasukan jarum kurang lebih 45-90 derajat.terhadap kulit dengan permukaan jarum yang miring ( bevel) dibagian atas.
p.  Seringkali jarum masuk kedalam ateri & hanya menarik jarum perlahan darah akan masuk kedalam spuit.
      Indikasi : Darah ateri yang terambil adalah pemompaan darah kedalam spuit dengan kekuatan sendiri (tanpa harus di tarik pluger spuitnya).
·         Bila harus mengaspirasi darah dengan  menarik pluger spuit, ini dikarenakan spuit terlalu keras sehingga takmumgkin darah tersebut positif (+) dari ateri.
q.      Setelah darah 5 ml terambil, jarum di lepaskan dengan cepat dan derikan penekanan pada daerah penusukan menggunakan kapas alkohol selama 5 menit. Kemudian lepaskan jarum dari spuit dan tutup dengan penutup udara dari karet, putar spuit di antara telapak tangan untuk mencampurkan heparin dengan darah.
r.        Beri label dan segera tempatkan dalam wadah yang berisi es.
s.       Lengkapi lembar permintaan laboratorium dengan menulis suhu tubuh pasien dan konsentrasai oksigen yang didapat bila ada.
t.        Lepas sarung tangan
u.      Cuci tangan.
v.      Kirimkan sample darah segera ke laboratorium.
w.    Dokumentasikan yang di klakukan saat ini yang meliputi :
a.       tanggal pengambilan, waktu pengambilan, tindakan yang dilakukan, respon parien setelah dilakukan tundakan.


3. Teknik untuk pengambilan darah di ateri femoralis

a.  Atur peralatan dan dekatkan pada pasien
b   Tutup scerem
c.   Identifikasi pasien,dan jelaskan prosedur yang akan dilakukan
d.   Cuci tangan
e.   pasang sarung tangan steril
f.   Atur posisi terlentang dengan tungkai kaki yang di pilih dalam ke adan lurus,dirotasi kea rah eksternal & sedikit abduksi.
g.   Tentukan ateri pada tungkai yang dipilih.
h.   Pasang jarum 2 inci no. 22 pada spuit 5ml atau 10 ml.
 i.  Ambil kira-kira 1 ml heparin 1000 unit/ml dan aspirasikan kedalam spuit  sehingga seluruh bagian spuit di basahi heparin kemudian kelebihan heparin di buang melalui jarum ,dilakukan perlahan, sehingga hanya meninggalkan jarum jang penuh terisi heparin, dan tanpa gelembung udara.
j.    Bersihkan daerah pengambilan darah ateri dengan kapas alcohol setelah areri dilokalisasi denan palpasi ateri pemoralis dengan jari pertama tangan yang tidak dominant 2 cm di bawh lingmentum linguinalis ( sela paha ) berada di atas dengan sudut 30 derajat terhadap kulit.
k.   Tusuk jarum diatas arteri femoralis 1 cm sebelah distal dari tempat palpasi jari dengan bagian jarum yang miring ( bevel) berada di atas dengan sudut 30 derajat du atas kulit.
l     Setelah darah 5 ml terambil, jarum di lepaskan dengan cepat dan derikan penekanan pada daerah penusukan mernggunakan kapas alkohol selama 5 menit. Kemudian lepaskan jarum dari apuit dan tutup dengan penutup udara dari karet, putar spuit di antara telapah tangan untuk mencampurkan heparin dengan darah
m.  Beri label dan segera tempatkan segera dalam wadah yang berisi es.
n    Lengkapi lembar permintaan laboratorium dengan menulis suhu tubuh pasien dan  konsentrasai oksigen yang didapat baila ada.
o.   Lepas sarungtangan
p.   Cuci tangan.
q    Kirimkan sample darah segera ke laboratorium.
r.        Dokumentasikan yang di klakukan saat ini yang meliputi :
tanggal pengambilan, waktu pengambilan, tindakan yang dilakukan, respon parien setelah dilakukan tundakan.











4. Catatan penting

  1. Arteri dorsalis pedis, Arteri  temporalis superfisialis, Serta arteri aksilaris merupakan tempat alternatif  lain untuk di pertimbangkan apa bila seluruh arteri radialis dan arteri femoralis tidak dapat di sediakan.
  2. Jangan menggunakan arteri brakhialis, Arteri brakhialis adalah sebuah arteri ujung yang tidak mempunyai kolatrral, dan dengan demilian,mengandung resiko jauh lebih besar untuk adanya atau terjadinya iskema distal ateri,dan bila pasien mempunyai cangkok by pass femoralis ( femoralis by pass graft )
  3. Gunakan sebuah jarum 25 G pada bayi dan anak keci.











BAB III
PENUTUP
A, Kesimpulan

Analisa gas darah  ( AGD ) secara definitive lingkup pertukaran gas pulmonalis,pengukuran langsung contoh nilai darah arteri. Analisa gas darah (AGD ), Di indikasikan untuk mengkaji sifat, rangkaian, berat gangguan metabolik blm pernapasan, keseimbangan asam basa , terapi oksigen, serta untuk mendapkan contoh darah arteri untuk di analisa laboraturium terutama untuk pemeriksaan analisa gas darah ( agd )tanda pemeriksaan yang di ukur adalah :
-          Pengukuran  Ph darah.
-          Pengukuran PO2
-          Sateurasi O2
-          PCO2
-          HCO3
-          BCE ( kelebihan basa )

Nila Normal Nalisa Gas Darah
Ph
PO2
Saturasi O2
PCO2
HCO3
BE (Kelebihan Basa)
7,35 - 7,45
80 - 100 mmHg
>92%
35 - 45 mmHg
22 – 26 nEg/L
-2 sampai +2

 Pemeriksaan darah ateri ini umumnya dilakukan pada pasien penyakit paru obstruksi menahun, Sindrom Guillain- Barre, Diabetik Ketoasidosis, Diare hebat, Gagal ginjal, Luka baker, Infark miokard akut, Hipertiroid, Emboli paru & Hipokalemia.


DAFTAR PUSTAKA

   *   Alimuh Hidayah, A , Aziz, Musrifatul Uliah. 2004 Buku Saku Praktikum     Kebutuhan Dasar Manusia Jakarta : EGE
*    Jestremski, Michael S., Marce Domas, Lisa Penalver. 1996 Prosedur Kedaruratan, Jakarta : EGC
*    Gallo Dan Hudak. 1997, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Edisi VI   / Volume I, Jakarta ; EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

saran kritik dan pertanyaan, silahkan komentar dengan sopan :)