Senin, 02 Januari 2012

KESEIMBANGAN ASAM & BASA

ASUHAN KEPERAWATAN
KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA








DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
1.AYUB ATMIYANTO
2.SANIATUR ROHIMAH
3.SENDHA DARMAWANTI
4.SEPTA MARGA SATRIA
5.ROSEFINA SISKA
6.SITI NADYA
7.SUJATMONO

RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO
TAHUN 2011
PENGERTIAN.

1.Perubahan keseimbangan asam dan basa.
Keseibangan asam-basa normal.
            Semua sel hidup pada tubuh manusia dikelilingi oleh lingkungan cair yang disebut cairan ekstra seluler (CES). Komposisi kimiawi dari CES diatur dalam batas-batas sempit yang memberikan lingkungan optimal untuk mempertahankan  fungsi sel normal. Konsentrasi ion yang paling tepat keteraturannya dalam cairan ekstrasel ion hydrogen. Penyimpangan darikonsentrasi ion dapat mengganggu reaksi normal metabolism selular dengan mengubah ke efektifan enzim, hormone, dan pengatur kimiawi fungsi sel lain. Penyimpangan ini juga dapat mempengaruhi distribusi ion-ion normal seperti (natrium dan kalium) di antara cairan intra seluler dan CES, dengan demikian mengganggu berbagai sel dan jaringan yang fungsinya tergantung pada ion, seperti konduksi, kontraksi, dan sekresi. Oleh karena itu konsentrasi ion hydrogen CES normal penting untuk fungsi tubuh normal. Konsentrasi ini di tentukan oleh tipe dan jumlah asam dan basa yang ada dan pengaturannya, yang secara umum disebut keseimbangan asam-basa. Banyak proses penyakit dapat mengganggu keseimbangan asam dan basa tubuh, dan asidosis atau alkalosis yang di hasilkan bahkan lebih berbahaya dari penyakit itu sendiri.

KONSEP DASAR.
Elektrolit adalah substansi yang berdisosialiasi dan membentuk ion-ion bila bercampur dengan air; proses ini di sebut ionisasi. Elektrolit terdiri dari kation (elektrolit bermuatan positif seperti natrium) dan anion (elektrolit bermuatan negativ seperti klorida) larutan ionik bertindak sebagai arus listrik (elektrik) karena itu istilahnya elektrolit.
Suatu asam adalah elektrolit yang ber ionisasi dalam air dan membentuk ion hydrogen dan anion. Suatu asam adalah suatu donor ion hydrogen dan karenanya meningkatkan konsentrasi hydrogen larutan bila di tambahkan. Kekuatan asam di tentukan oleh derajat ionisasinya dalam air. Asam kuat berionisasi lengkap dalam air dan melepaskan ion-ion hydrogen. Asam hidroklorida (HCl) adalah asam kuat karena 99,9% molekul HCL berionisasi dalam air murni. Asam lemah berionisasi sebagian dalam air dan karenanya tidak menyebarkan ion hydrogen seperti asam kuat.   





pH dan ion hydrogen
pH adalah logaritme dari ion hydrogen dalam larutan. PH air netral adalah 7. Makin banyak ion hydrogen, makin asam larutan itu; pH nya berkisar  antara 0 – 7. Larutan basa mempunyai pH antara 7 – 14.

Nilai pH cairan tubuh

Asam lambung
1,2 – 3,0
Cairan vaginal
3,5 – 4,5
Urine
4,6 – 8,0
Saliva
6,4 – 6,9
Darah ( arteri)
7,35 – 7,45
Semen
7,20 – 7,60
Cairan serebrospinal
7,4
Getah pancreas
7,1 – 8,2
Empedu
7,6 – 8,6

pH cairan tubuh adalah antara 7,35 – 7,45. Jadi, bila kurang dari 7,35 disebut asidosis, dan diatas 7,45 disebut alkalosis. Perubahan konsentrasi ion hydrogen menggangu fungsi sistem enzim dan hormone. Misalnya asidosis menghambat fugsi epinefrin. Konsentrasi ion hydrogen juga mempengaruhi fugsi neorologis dan distribusi ion – ion lain.

Metabolisme asam volatile dan non – volatile

Dalam proses metabolisme selular. Asam secara kontinu dibentuk. Kelebihan hydrogen yang diproduksi harus dikeluarkan dari tubuh untuk mempertahankan status pH asam yang dibentuk ini sering digambarkan sebagai asam volatile, asam yang diekskresikan oleh paru – paru dan asam non – volatile, asam yang diekskresikan

Asam volatile

Asam volatile didefinisikan sebagai asam yang dapat diekskresikan dari tubuh sebagai suatu gas. Baik asam itu sendiri atau produk kimia dari asam dapat diubah menjadi gas dan diekskresikan. Asam karbonat, dihasilkan oleh hidrasi karbon dioksida dalam cairan tubuh, adalah satu – satunya asam volatile dalam tubuh. Pembentukan ini dapat ditunjukkan dalam persamaan berikut:

                                                               CO2 + H2O              H2CO3
                                                             (anhidrase karbonat)

Perhatikan bahwa enzim anhidrase karbonat perlu untuk mengakselerasi reaksi ini. Orang dewasa normal menghasilkan kira – kira 300 L karbon dioksida per hari dari reaksi metabolic, yang mengakibatkan produksi asam karbonat dalam jumlah besar. Normalnya paru – paru mengeluarkan karbon dioksida secepat metabolism sel menghasilkannya dengan meningkatkan kecepatan dan kedalaman pernapasan. Dengan cara ini, asam karbonat tidak mungkin terakumulasi dalam tubuh dan mengubah pH cairan ekstraselular.

Asam non-volatil

Asam non-volatil, disebut juga fixed acid, tidak dapat dikeluarkan oleh paru – paru dan harus dikeluarkan oleh ginjal. Semua asam metabolic ada dalam cairan tubuh kecuali asam karbonat yang diklasifikasikan sebagai non-volatil dan mencakup asam sulfat, asam fosfat, asam laktat, asam keto ( asam asetoasetik, asam beta-hidroksibuterik ), dan jumlah yang lebih sedikit dari asam organic dan an-organik lain. Asam non-volatil terbentuk dalam metabolism protein, karbohidrat, dan lemak dan dikeluarkan melalui ginjal.

Pengaturan pH cairan tubuh

Seperti disebutkan sebelumnya, pH CES normalnya dipertahankan antara 7,33 dan 7,45. Ini terjadi melalui tiga mekanisme utama: sistem buffer (dapar), ekshalasi karbon dioksida, dan ekskresi hydrogen ginjal.

Sistem bufer

Bufer mencakup asam lemah dan garam dari asam tersebut, yang berfungsi sebagai basa lemah. Sistem bufer berfungsi menangkap atau menangkap atau member ion hydrogen agar pH tetap dalam batasan normal. Sistem bufer untuk mengatur keseimbangan asam-basa adalah sistem asam karbonat-bikarbonat, bufer protein dan bufer fosfat.
Sistem asam karbonat-bikarbonat. Ini adalah sistem buffer paling penting karna dapat diatur oleh paru maupun ginjal. Paru dapat dengan cepat mengeluarkan atua menahan CO2, sementara ginjal berfungsi jauh lebih lambat menahan atau mengeluarkan HCO3-.
Sistem buffer protein paling banyak dalam tubuh, meliputi sel dan plasma. Buffer intrasel ini mempengaruhi cairan ekstrasel karena H,CO2, dan HCO3 berdifusi ke dalam sel. Hemoglobin adalah buffer protein efektif, yang mengikat CO2. CO2 yang berdifusi memasuki sel darah merah membentuk H2CO3, yang kemudian pecah menjadi H + HCO3. HCO3- diperlukan untuk bufer dalam plasma.
Sistem buffer fosfat dilakukan ginjal, yang berfugsi mengembalikan pH ke normal dengan meningkatkan atau mengurangi jumlah ion bikarbonat dalam cairan ekstrasel. Ini berlangsung lebih lambat dari mekanisme paru. Mekanisme ini meliputi ekskresi ion hydrogen dan resorpsi HCO3-. Buffer fosfat terdiri atas HPO4-, yang mengikat ion hydrogen berlebihan dan mejadi H2PO4. Setiap ion hydrogen yang disekresi, maka satu ion natrium diserap, berakibat naiknya Na-Bikarbonat dalam cairan ekstrasel.
 
Ekshalasi karbon dioksida

Sistem pernapasan memainkan peran penting dalam keseimbangan asam-basa dengan mengendalikan tekanan parsial dari karbon dioksida (PCO2) dalam darah arteri. Bila kelebihan karbon dioksida dibentuk selama proses selular, sebagian besar diambil oleh sel darah merah dan dibawa ke paru-paru.
Karbon dioksida bereaksi dengan air tubuh untuk membentuk asam karbonat, yang kemudian berdisosiasi ke dalam hydrogen dan ion bikarbonat, seperti urutan reaksi bolak- balik berikut ini:

                                                dehidrasi                                                     asosiasi
CO2 + H2O                                               H2CO3                   H+ + HCO3-
                                                                                 hidrasi                                                     disosiasi
kelebihan asam karbonat dalam darah karena kegagalan untuk mengeluarkan karbon dioksida secara adekuat adalah stimulus kuat untuk ventilasi.
Ekskresi hydrogen ginjal
Peran utama dari ginjal dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa adalah menghemat simpanan bikarbonat sirkulasi dan mengeksresikan ion-ion hydrogen. Mekanisme ginjal untuk regulasi ion-ion hydrogen lebih lambat daripada buffer kimia untuk mekanisme pernapasan. Kompensasi ginjal untuk gangguan asam-basa mungkin lengkap, namun, karena ginjal secara actual mengekskresikan ion hydrogen dan mengeluarkan ion hydrogen dan mengeluarkannya dari cairan tubuh. Mekanisme pernapasan tersebut tidak dapat mengeluarkan ion hydrogen yang dari tubuh yang dihasilkan metabolisme jaringan.
Perubahan keseimbangan asam-basa
Karena konsentrasi ion hydrogen darah akhirnyamempengaruhi konsentrasi ion hydrogen cairan tubuh dan karena darah mudah diambil untuk analisis kimia, darah arteri digunakan sebagai contoh cairan tubuh dalam mengakaji keseimbngan asam- basa. Evaluasi klinis terhadap asam-basa individu mencakup penentukan pH darah arteri, PCO2, Dan HCO3-.
Asidosis dan Alkalosis
Asidosis dalam cairan tubuh mengacu pada peningkatan konsentrasi H+ di atas normal atau penurunan pada HCO3- di bawah normal, yang mengakibatkan penurunan pH cairan tubuh sampai 7,35. Sumber kelebihan ion hydrogen atau perubahan rasio H2CO3:HCO3-  dapat berupa pernapasan (volatile) atau metabolik (non-pernapasan atau non-volatil). Asidemia didefinisikan sebagai kondisi keasaman darah yang ditandai dengan nilai pH darah kurang dari 7,35. Proses fisiologis yang menyebabkan asidemia didefinisikan sebagai asidosis.
Alkalosis mengacu pada penurunan konsentrasi H+ cairan tubuh atau kelebihan HCO3- , sehingga meningkatkan pH cairan tubuh sampai di atas 7,45. Sumber penipisan ion hydrogen adalah eliminasi karbon dioksida (hiperventilasi) atau kelebihan bikarbonat basa primer. Alkalemia didefinisikan sebagai kondisi alkalin darah ditandai dengan pH arteri lebih besar dari 7,45. Proses fisiologis yang menyebabkan alkalemia memastikan istilah alkalosis.
Asidosis respiratori
Asidosis respiratori disebabkan oleh kegagalan sistem pernapasan untuk membuang karbondioksida dari cairan tubuh secepat ia diproduksi dalam jaringan. Kerusakan pernapasan menimbulkan peningkatkan PCO2 arteri di atas 45 mm Hg, dengan penurunan pada nilai pH sampai 7,35 atau kurang.
Penyebab asidosis respiratori mencakup penyakit obstruktif dan restriktif paru, gangguan gerakan rangka torakal mis.,polimielitis, penurunan aktivitas pusat pernpasan karena trauma otak, hemoragi, narkotik, anestetik, dll. Dan penyakit neuromuscular mis., miastenia gravis, sindrom guillain barre.
Alkalosis respiratori
Alkalosis respiratori disebabkan oleh kehilangan karbon dioksida dari paru-paru pada kecepatan yang lebih cepat daripada produksinya di dalam jaringan. Hal ini menimbulkan penurunan PCOarteri di bawah 35 mm Hg, dengan pH lebih besar dari 7,45. Alkalosis respiratori mudah terjadi karena pernapasan berlebihan yang disengaja. Penyebab lain mencakup ketinggian yang sangat tinggi, ansietas, demam, meningitis, keracunan aspirin, pneumonia, emboli paru, dan factor lain yang meningkatkan aktivitas pusat pernapasan.

Asidosis metabolic
Asidosis metabolic diakibatkan oleh akumulasi abnosmal fixed acid atau kehilangan basa. pH darah arteri di bawah 7,35. Dan dibikarbonat plasma biasanya menurun dibawah 22 mEq/L.
Asidosis metabolic dapat diakibatkan dari akumulasi sistemik baik asam hidroklorida maupun non-hidroklorida. Gejala asidosis metabolic berat mencakup pernapasan dalam dan cepat (kussmaul), disorientasi, dan koma manifestasi klinis asidosis metabolic bergantung pada kadar pH.
Alkalosis metabolic
Alkalosis metabolic diakibatkan dari kehilangan ion hydrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh. Ini didefinisikan sebagai gangguan yang mengakibatkan peningkatan primer, bukan sekunder HCO3- plasma. Bikarbonat plasma meningkatkan sampai diatas 26 mEq/L, dan pH darah arteri meningkat di atas 7,45. Peningkatan sekunder pada HCO3- . plasma sering terlihat pada asidosis respiratori kronis sebagai kompensasi untuk mempertahankan pH pada atau kira-kira nilai normal (bagan 4-4).
Salah satu penyebab alkalosis metabolik adalah mencerna sejumlah besar basa (mis.,BaHCO3, atau soda kue) untuk mengatasi ulkus lambung dan rasa kembung. Manifestasi klinis dari alkalosis metabolic mencakup apatis, kelemahan, kekacauan mental, kram dan pusing. Beberapa gambaran klinis dihubungkan dengan hipokalemia atau hipokalsemia. Gejala neorologis mencakup parestesia dan sakit kepala.
Metabolisme  Asam Volatil dan non-Volatil
Dalam proses metabolisme seluler, asam secara kontinu dibentuk. Kelebihan hydrogen yang di produksi harus di keluarkan dari tubuh untuk mempertahankan status mantap. Asam yang dibentuk ini sering di gambarkan sebagai asam volatile, asam yang dapat di ekskresikan oleh paru-paru dan asam non-volatil, asam yang di ekskresikan oleh ginjal.  
Derajat keasaman (pH) darah manusia normalnya berkisar antara 7.35 hingga 7.45. Tubuh manusia mampu mempertahan keseimbangan asam dan basa agar proses metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan optimal. Namun sebenarnya apa itu asam dan basa?
Beragam definisi telah dikemukakan mengenai asam basa. Definisi yang terkenal diutarakan oleh Bronsted dan Lowry pada tahun 1923. Asam diartikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain. Atau dikenal sebagai donor proton. Sedangkan basa, adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain atau disebut sebagai akseptor proton.
Sesuai judulnya, tulisan ini tidak akan mengupas secara gamblang mengenai apa itu keseimbangan asam basa, namun saya akan mencoba memberikan esensi-esensi mengenai apa yang patut diketahui dari suatu keseimbangan asam basa.
Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia diatur oleh dua sistem organ yakni paru dan ginjal. Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2) dan ginjal berperan dalam pelepasan asam.
Beberapa prinsip yang perlu kita ketahui terlebih dahulu adalah:
1.                  Istilah asidosis mengacu pada kondisi pH < 7.35 sedangkan alkalosis bila pH > 7.45
2.                  CO2 (karbondioksida) adalah gas dalam darah yang berperan sebagai komponen asam. CO2 juga merupakan komponen respiratorik. Nilai normalnya adalah 40 mmHg.
3.                  HCO3 (bikarbonat) berperan sebagai komponen basa dan disebut juga sebagai komponen metabolik. Nilai normalnya adalah 24 mEq/L
4.                  Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau berkurangnya jumlah komponen basa.
5.                  Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau berkurangnya jumlah komponen asam.
Dengan memegang prinsip diatas, maka kita dapat lebih membagi gangguan asam basa menjadi klasifikasi berikut.
Klasifikasi
1.                  Asidosis metabolik adalah gangguan yang menyebabkan penurunan pH dan kadar bikarbonat (HCO3).
2.                  Asidosis respiratorik adalah gangguan yang menyebabkan penurunan pH dan peningkatan kadar CO2
3.                  Alkalosis metabolik adalah gangguan yang menyebabkan peningkatan pH dan peningkatan kadar bikarbonat.
4.                  Alkalosis respiratorik adalah gangguan yang menyebabkan peningkatan pH dan penurunan kadar CO2.




Kompensasi
1.                  Sistem pernapasan akan menghasilkan hiper atau hipoventilasi yang mengubah kadar pCO2 untuk mengatasi gangguan metabolik primer.
2.                  Ginjal akan menahan atau membuang kadar H atau bikarbonat untuk mengatasi gangguan respiratorik primer.
Sekarang mari kita mulai mengenali gangguan asam basa dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1.                  Lihat pH, apakah ada asidosis atau alkalosis?
2.                  Lihat apakah kadar pCO2 tidak normal? Jika ya, lihat apakah ada perubahan komponen yang sesuai dengan pH. Misalnya jika asidosis, apakah CO2 naik? Jika ya, berarti asidosis respiratorik. Namun jika tidak ada perubahan atau malah sebaliknya, kemungkinan telah terjadi kompensasi.
3.                  Kemudian lihat apakah kadar HCO3 abnormal ? Jika ya, apakah sesuai dengan pH? Jika benar, maka yang terjadi adalah proses metabolik.
Gangguan asam basa dikatakan sederhana atau simple jika turun naiknya pCO2 dan bikarbonat mengikuti aturan baku. Sedangkan bila tidak mengikuti aturan baku, dikatakan gangguan asam basa campuran atau mixed.
Contoh
1.                     pH 7.23, pCO2 40 mmHg dan HCO3 18 mEq/L.
·Pertama perhatikan pH 7.23. Artinya asidosis
·Lalu lihat kadar pCO2. Masih normal. Belum ada penurunan nilai pCO2 ini dapat diartikan belum adanya kompensasi.
·Lihat HCO3, kadarnya ternyata menurun. Kondisi ini dapat kita sebut sebagai asidosis metabolik.
DAFTAR PUSAKA

Jan, Tambayong. 2000. “ Patofisiologi Untuk Keperawatan”. Jakarta : EGC
www.wikipedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

saran kritik dan pertanyaan, silahkan komentar dengan sopan :)